Kamis, 14 Desember 2023

Makalah Pendidikan

​Nama : Asbi Ade (22132013)

             Isra M Bano

             Darmawan Mahe

             Faturrahman Tiabo




BAB I

PENDAHULUAN


A. Latar Belakang.


Pendidikan adalah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak terampil menjadi terampil dan tidak disipilin menjadi disiplin. Pendidikan itu sendiri merupakan ujung tombak dari keberhasilan suatu negara . Mengapa demikian ? Karena dengan pendidikan membentuk pribadi yang berkarakter entah buruk maupun baik dengan begitu, maju dan tidaknya suatu negara bergantung kepada generasi-generasi penerus bangsa yang berpendidikan. Kualitas dan mutu pendidikan yang sangat rendah sangat berpengaruh kepada perubahan suatu negara, sebaliknya kualitas mutu pendidikan yang tinggi akan mempengaruhi suatu negara baik dari segi ekonomi, politik dan budayanya dan dengan begitu negara tersebut dikatakan telah maju. Kualitas dan mutu pendidikan yang tinggi akan menyelamatkan negara keluar dari kebodohan, kemiskinan bahkan hingga keluar dari jajahan negara lain yang hanya membelenggu dan memparasit. Akan tetapi pada saat ini perolehan pendidikan hanya sebatas perolehan pendididikan saja. Tidak mengacu pada wawasan masa depan yang dapat mensejahteraan manusia. Hal ini dipengaruhi karena pendidikan tidak diartikan sebagaimana mestinya, dan hanya sekedar mengetahui pendidikan itu seperti apa tidak mengetahui keharusan seperti apa yang diharapkan sebenarnya dalam pendidikan itu sendiri. Untuk menyikapi hal semacam itu, disini penulis akan memberikan penjelesan mengenai pendidikan yang sebenarnya sekaligus penjelasan mengenai unsur-unsur yang membentuk kegiatan pendidikan. Dengan penjelasan seperti itu diharapkan lebih mendalami mengenai pendidikan itu sendiri. Karena pada dasarnya pendididikan itu sebagai jalan keluar untuk menuju cakrawala dunia sehingga dapat menopang keberhasilan suatu negara dan memberikan jaminan bagi perwujudan hak-hak asasi manusia untuk mengembangkan seluruh potensi dan prestasinya secara optimal guna kesejahteraan hidup di masa depan.


BAB II

PEMBAHASAN


A. Benang merah pengertian pendidikan.


Pendidikan adalah usaha manusia untuk kepentingan manusia. Jadi pada saat manusia itu ada dan masih ada, pendidikan itu telah dan masih ada pula. Pada kenyataannya dapat kita telaah bahwa praktek pendidikan dari zaman ke zaman mempunyai garis persamaan. Pendidikan sudah dikenal berabad-abad sebelumnya semenjak zaman kuno dan berkembang sangat pesa, hingga sekararang ini. Garis persamaan atau benang merah pendidikan dari masa ke masa ialah :


1. Pendidikan adalah bagian dari kebudayaan yang tidak dapat dipisahkan.

2. Pendidikan merupakan kegiatan yang bersifat universal.

3. Praktek pelaksanaan pendidikan memiliki segi-segi yang umum sekaligus memiliki

keunikan (ke-khasan) berkaitan dengan pandangan hidup masing-masing bangsa.


Beberapa bidang kajian ilmu yang melandasi munculnya pendidikan terdiri dari beberapa disiplin ilmu antara lain Filsafat pendidikan, Sosiologi pendidikan, Antropologi pendidikan, Agama, Ekonomi pendidikan, Kajian pendidikan perbandingan, Kajian-kajian kebijaksanaan pendidikan.


Hingga kini pendidikan terus-menerus dibangun dan dikembangkan agar dari proses pelaksanaannya menghasilkan generasi yang diharapkan. Untuk menghasilkan peserta didik yang diharapkan, proses pendidikan senantiasa dievaluasi dan diperbaiki. Salah satu upaya perbaikan kualitas pendidikan adalah munculnya gagasan Pendidikan Karakter dalam dunia pendidikan di Indonesia. Gagasan ini muncul karena proses pendidikan yang selama ini dilakukan dinilai belum sepenuhnya berhasil dalam membangun manusia Indonesia yang berkarakter. Bahkan, ada juga yang menyebut bahwa pendidikan Indonesia telah gagal dalam membangun karakter. Penilaian ini didasarkan pada banyaknya para lulusan sekolah dan sarjana yang cerdas secara intelektual, namun tidak bermental tangguh dan berperilaku sesuai dengan tujuan mulia pendidikan.


Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Pendapat lain pendidikan merupakan suatu aktivitas untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup. Secara substansial, pendidikan tidak sebatas pengembangan intelektual manusia, artinya tidak hanya meningkatkan kecerdasan,

melainkan mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia. makna pendidikan yang lebih hakiki lagi adalah pembinaan akhlak manusia guna memiliki kecerdasan membangun kebudayaan masyarakat yang lebih baik dan mampu meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Yang lebih menarik dari pengertian pendidikan diatas adalah konsep pembinaan kepribadian dan keterampilan. Pembinaan kepribadian diarahkan pada model tertentu. Oleh karena itu, tolok ukur pendidikan yang membina kepribadian harus jelas.


B. Unsur-unsur yang membentuk kegiatan pendidikan.


1. Subyek yang dibimbing ( peserta didik )

Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Selaku pribadi yang memiliki ciri khas ia ingin mengembangkan diri secara terus menerus guna memecahkan masalah hidup yang dujumpainya. Ciri khas peserta didik yang harus dipahami pendidik ialah :


a) Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik. Artinya anak sejak lahir memiliki potensi – potensi yang ingin dikembangkan, untuk itu dibutuhkan bimbingan dan bantuan.

b) Individu yang sedang berkembang. Artinya perubahan yang terjadi dalam diri peserta didik secara wajar, baik ditujukan kepada diri sendiri maupun ke arah penyesuaian dengan lingkungan.

c) Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi. Artinya dalam perkembangannya peserta didik membutuhkan bantuan dan bimbingan.

d) Individu yang memiliki kemampuan mandiri. Artinya peserta didik memiliki perkembangan kearah kedewasaan dan cenderung ingin memerdekakan diri.


2. Orang yang membimbing ( pendidik )

Pendidik ialah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Hal yang perlu diperhatikan pendidik adalah soal kewibawaan. Kewibawaan ( kekuasaan batin mendidik ) harus dimiliki pendidik dan menghindari unsur wewenang jabatan. Justru dengan kewibawaan muncul sikap mengakui, menerima oleh orang lain. 


Kewibawaan mendidik hanya dimiliki oleh mereka yang telah dewasa. Yaitu kedewasaan jasmani dan rohani. Kedewasaan jasmani tercapai bila individu telah mencapai puncak perkembangan jasmani yang optimal. Dan kedewasaan rohani bila individu telah cita - cita hidup dan pandangan hidup yang mantap. Orang dewasa adalah orang yang dapat mempertanggungjawabkan segenap aktivitas yang bertalian dengan statusnya. Apabila bisa menerapkan itu semua orang dewasa akan memiliki kewibawaan dalam dirinya. Sepanjang antara peserta didik dan pendidik terdapat hubungan gayung bersambut kata berjawab maka selama itu pula terdapat pengakuan akan adanya kewibawaan pendidik oleh peserta didik. Bagaimanapun juga kewibawaan harus dijaga dan dipelihara agar tidak pudar.

Menurut M.J Langeveld ada 3 sendi kewibawaan yang harus dibina yaitu kepercayaan, kasih sayang dan kemampuan.


3. Interaksi antara pendidik dengan peserta didik ( interaksi edukatif ) Interaksi edukatif sebenarnya adalah komunikasi timbal balik antar peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang optimal harus ada komunikasi intensif antara pendidik dengan peserta didik.


4. Ke arah mana bimbingan ditujukan ( tujuan pendidikan )

Di dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu dalam kurikulum yang akan disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan. Materi inti bersifat nasional yang mengandung misi pengendalian dan persatuan bangsa. Sedangkan muatan lokal misinya adalah mengembangkan kebhinekaan kekayaan budaya sesuai dengan lingkungan. Dengan demikian jiwa Bhineka Tunggal Ika dapat ditumbuhkembangkan.


5. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan ( materi pendidikan )


6. Cara yang digunakan dalam bimbingan ( alat dan metoda )

Alat dan metode pendidikan merupakan dua sisi dari satu mata uang. Alat melihat jenisnya dan metode melihat efisiensi dan efektivitasnya. Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Alat pendidikan dibedakan atas yang preventif dan kuratif. Bersifat preventif, yang bermaksud mencegah terjadinya hal – hal yang tidak dikehendaki misalnya larangan, pembatasan bahkan juga hukuman. Sedangkan bersifat kuratif, yang bermaksud memperbaiki, misalnya ajakan, contoh, nasihat, dorongan, pemberian kepercayaan, saran bahkan juga hukuman. Untuk memilih dan menggunakan alat pendidikan yang efektif ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :


a) Kesesuaian dengan tujuan yang ingin dicapai.

b) Kesesuaian dengan peserta didik.

c) Kesesuaian dengan pendidik sebagai pemakai.

d) Kesesuaian dengan situasi dan kondisi saat digunakannya alat tersebut.


Persyaratan – persyaratan tersebut perlu diperhatikan agar jangan sampai salah. Sebab kesalahan pemakaian alat dan metode menjadikan peserta didik frustasi dan mungkin salah arah.

7. Tempat dimana bimbingan berlangsung (lingkungan bimbingan/lingkungan pendidikan)

Lingkungan pendidikan biasa disebut tri pusat pendidikan yaitu yang pertama keluarga, lingkungan sekolah dan di masyarakat.


BAB III

PENUTUP


A. Simpulan

Pendidikan itu sangatlah penting bagi setiap indvidu, karena dengan individu telah

mampu menguasai pendidikan maka individu tersebut menjadi pendekar ksatria menumpas kebodohan suatu negara dan mengubah masadepan suatu negara. Membentuk karakter bangsa merupakan sebuah keniscayaan yang perlu dilakukan apabila bangsa ini berkehendak menjadi bangsa yang martabat dan berbudaya. Pendidikan sebagai langkah tegas pembentuk karakter perlu dan wajib dilakukan. Bangsa ini memang memerlukan pendidikan karakter. Akan tetapi jangan meninggalkan salah satu unsur-unsur yang membentuk kegiatan pendidikan agar dapat dikatakan sebagai pendidikan yang ideal.


B. Saran


Menurut pendapat saya pendidikan masa kini belum sepenuhnya membaik tapi masih

sangat minim karna banyak pendidik yan belum sepenuhnya mengikuti prosedur sebagai seorang pendidik. Oleh karena itu pendidikan di Indonesia harus di benahi lebih baik lagi agar dapat meminimalisir penyimpangan pendidikan. Dan tidak hanya itu, agar hasil pendidikan seperti yang diharapkan dengan kata lain berjalan dengan lancar, perkenalkanlah pendidikan dari mulai bunganya hingga mencapai akarnya sejak sedini mungkin.

Rabu, 10 Mei 2023

CERITA DI MALAM LAILATUL QADAR

Nama : Asbi Ade

NIM : 22132013

Prodi : Tulis Karya Ilmiah


CERITA DI MALAM LAILATUL QADAR


Malam lailatul qadar disifati oleh (keselamatan) sebagaimana tercantum dalam surat Al Qadr ayat 5, "Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar,"

Mujahid dalam Tafsir Al Qur'an Al 'Azhim menjelaskan bahwa lailatul qadar adalah malam penuh keselamatan, di mana para setan tidak mampu berbuat apapun baik itu kejelekan maupun mengganggu yang lain.


Mengutip dari buku Sukses Berburu Lailatul Qadar yang disusun oleh Muhammad Adam Hussein, malam lailatul qadar sering disebut sebagai malam pengampunan. Olehnya itu, dalam sebuah riwayat dikatakan orang yang beribadah menyambut datangnya malam lailatul qadar akan diampuni dosanya yang terdahulu.

Hal tersebut merujuk dalam sebuah hadits yang berasal dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Barang siapa di malam lailatul qadar mengerjakan ibadah dan berdoa dengan penuh keimanan yang dipersembahkan semata-mata untuk Allah, akan diampuni dari segala dosanya yang terdahulu dan yang akan datang." (HR Ahmad dan Thabrani).

Dalil serupa juga diterangkan dalam Kitab Riyadhus Shalihin karya Imam An-Nawawi, Nabi SAW bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA,

"Siapa saja yang mendirikan salat pada lailatul qadar karena iman dan hanya mengharap pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu," (Muttafaq Alaih).


Keutamaan lainnya pada malam lailatul qadar ialah diperuntukkan bagi umat Rasulullah SAW. Jumhur ulama sepakat bahwa keistimewaan malam lailatul qadar hanya berlaku bagi para umat Nabi Muhammad, sementara umat-umat nabi terdahulu tidak mendapatkannya.

Ini sesuai dari hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Malik dalam Al-Muwaththa:

"Rasulullah diperlihatkan umur-umur manusia sebelumnya yang relatif panjang sesuai dengan kehendak Allah, sampai (akhirnya) usia-usia umatnya semakin pendek (sehingga) mereka tidak bisa beramal lebih lama sebagaimana umat-umat sebelum mereka beramal karena panjangnya usia mereka. Maka Allah memberikan Rasulullah lailatul qadar yang lebih baik dari seribu bulan," (HR Malik). 

Kamis, 23 Maret 2023

PENDIDIKAN TERHADAP KEBUDAYAAN.

PENDIDIKAN TERHADAP KEBUDAYAAN.


Nama  : Asbi Ade
Nim     : 22132013
Prodi   : MPI
Kelas E13


        Pendidikan adalah proses belajar yang di dapatkan oleh manusia didalam lingkungan sekolah. Pendidikan yang praktis tidak dapat dipisahkan pada nilai-nilai budaya. Transfer nilai budaya yang paling efektif adalah melalui proses pendidikan. Keduanya sangat berhubungan karena saling melengkapi dan mendukung antara satu sama lain.

        Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan merupakan suatu usaha masyarakat dalam mempersiapkan generasi mudanya bagi keberlangsungan hidup yang lebih baik. Keberlangsungan hidup di tandai dengan pewarisan budaya dan karakter yang dimiliki masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan adalah proses pewarisan budaya dan karakter bangsa bagi generasi muda serta proses pengembangan budaya dan karakter bangsa dalam meningkatkan kualitas hidup di masa depan.

          Dalam proses pendidikan budaya dan karakter bangsa, secara aktif peserta didik mengembangkan potensi dirinya, dengan melakukan proses internalisasi dan penghayatan nilai-nilai budaya. Pendidikan dipandang sebagai pelaksanaan Acculturation and Culturation, artinya pendidikan sebagai sarana pengembangan budaya, ekonomi, teknologi dan pengetahuan sekaligus dapat mengembangkan sikap hidup yang tercermin dalam sistem kemasyarakatan sehingga mampu menghadapi perkembangan yang ada tanpa membawa akibat destruktif terhadap identitas bangsa sebagai subjek budaya. Dalam masyarakat modern proses pendidikan didasarkan pada program pendidikan secara formal dengan melalui pendidikan di sekolah. Sebab, siswa belajar berbagai macam hal untuk menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir siswa mendapatkan keterampilan, kecakapan dan pengetahuan yang baru.

Makalah Pendidikan

​Nama : Asbi Ade (22132013)              Isra M Bano              Darmawan Mahe              Faturrahman Tiabo BAB I PENDAHULUAN A. Latar Be...